14 rumah sakit di Bali bangun sistem penanganan stroke

ANTARA

  •  Kamis, 8 Mei 2025 14:22 WIB
  •  
14 rumah sakit di Bali bangun sistem penanganan stroke
14 rumah sakit dikomandoi RSUP Prof Ngoerah bentuk komitmen jaringan Bali Stroke Care di Bali, Denpasar, Kamis (8/5/2025). ANTARA/Naufal Fikri Yusuf
...Hari ini kita membangun komitmen untuk mempersiapkan sebuah sistem penanganan stroke yaitu Bali Stroke Care

Badung (ANTARA) - Sebanyak 14 rumah sakit di Bali berkomitmen membangun sistem jaringan untuk penanganan stroke yang menjadi kasus tertinggi kedua setelah penyakit jantung.

Ke-14 rumah sakit itu adalah RSUP Prof Ngoerah, RSUD Bali Mandara, RSUD Wangaya, RSUD Mangusada, RSU Negara, RSUD Klungkung, RSUD Bangli, RSUD Karangasem, RSUD Buleleng, RSUD Tabanan, RSUD Sanjiwani, RS Bhayangkara, RS Universitas Udayana dan RS Angkatan Darat.

RSUP Prof Ngoerah di Badung, Kamis, memimpin gerakan ini bersama RSUD Bali Mandara, RSUD di sembilan kabupaten/kota se-Bali, RS Bhayangkara, RS Universitas Udayana, dan Rumah Sakit Angkatan Darat.

“Sebenarnya penanganan stroke sudah ada di masing-masing rumah sakit, tetapi sendiri-sendiri masih belum komprehensif, belum terintegrasi, belum terpadu, hari ini kita membangun komitmen untuk mempersiapkan sebuah sistem penanganan stroke yaitu Bali Stroke Care,” kata Direktur Utama RSUP Prof Ngoerah I Wayan Sudana. 

Sudana menjelaskan pentingnya langkah cepat penanganan stroke, apalagi jika berkaca pada data bahwa setiap 3 detik terjadi satu kasus baru stroke.

Berdasarkan Global Analysis Study tahun 2019 sendiri diprediksi jumlah kasus stroke yang ada di Bali sebesar 11.036 orang dengan 1.655 orang atau sekitar 15 persen kasus terancam kematian dan sebesar 7.173 atau 65 persen kasus terancam mengalami kecacatan.

RSUP Prof Ngoerah melihat upaya penanganan dengan cepat menjadi langkah yang bisa diambil, sehingga tindakan awal yang dilakukan adalah menyatukan seluruh rumah sakit daerah.

Selanjutnya ke-14 rumah sakit ini akan menjadwalkan pembentukan sistem Bali Stroke Care dengan teknologi digital, serta penyusunan peran dan tahapan tiap rumah sakit. 

Direktur Pelayanan Medik, Keperawatan dan Penunjang RSUP Prof Ngoerah Affan Priyambodo menambahkan di samping menyiapkan teknologi, mereka akan menyusun tingkatan rumah sakit di Bali berdasarkan kemampuan layanan terhadap penyakit stroke.

Ke-14 rumah sakit akan memetakan diri mulai dari layanan paling sederhana yaitu kemampuan dan pelayanan CT scan, kateterisasi, dan ketersediaan dokter spesialis saraf.

“Rumah sakitnya kami buat ada peringkatnya dari yang paling sederhana yaitu mampu CT scan, memiliki dokter saraf, dan mampu melakukan penghancur darah, setelah itu harus segera dikirim ke rumah sakit yang mampu melakukan kateterisasi, itu dulu sistemnya,” ujar Affan.

Pada tahap awal, tim sudah mengidentifikasi sejumlah rumah sakit dengan RSUP Prof Ngoerah atau yang dulu dikenal dengan Sanglah sebagai tingkat paripurna dan dilanjutkan RSUD Bali Mandara dan RSUD Buleleng tingkat utama.

“RS Bali Mandara sudah diberikan kateterisasi, di Buleleng mampu CT scan, jadi misalkan terkena storke di Tabanan dia bisa pilih ke Utara atau Selatan,” kata dia. 

Pewarta: Ni Putu Putri Muliantari
Editor: Bernadus Tokan

Copyright © ANTARA 2025 

Posting Komentar

0 Komentar