- Senin, 18 Agustus 2025 10:20 WIB
- waktu baca 2 menit

Ephorus HKBP Pendeta Victor Tinambunan saat memberikan
sambutan dalam Doa Bersama HKBP di Jakarta, Senin (18/8/2025). ANTARA/Tri
Meilani Ameliya.Jakarta (ANTARA) - Lebih dari dua ribu jemaat Huria Kristen
Batak Protestan (HKBP), bertepatan momentum perayaan HUT Ke-80 RI, mengikuti
doa bersama agar alam Indonesia senantiasa terpelihara dengan baik di Taman
Proklamasi, Jakarta, Senin.
"Hari ini ada lebih dari dua ribu jemaat HKBP dan juga
pencinta lingkungan berdoa bersama di sini dengan tujuan utama supaya alam
Indonesia ini terpelihara dengan baik, jauh dari bencana," kata Ephorus
HKBP Pendeta Victor Tinambunan kepada wartawan di lokasi tersebut
Menurut pemimpin HKBP itu, penyelenggaraan doa bersama di
tengah momentum perayaan HUT RI termasuk wujud langkah tindak lanjut
memperjuangkan kemerdekaan bagi Bangsa Indonesia agar menyentuh sisi
kelestarian alam.
Selama ini, menurut Victor, belum semua masyarakat di tanah
air merdeka dalam menikmati alam yang lestari.
"Ini harus kita tindak lanjuti dengan usaha kita supaya
kemerdekaan itu betul-betul dinikmati oleh seluruh masyarakat dan juga alam
Indonesia ini lestari," kata dia
Ia mencontohkan kenikmatan alam yang lestari yang belum
dirasakan oleh segenap elemen Bangsa Indonesia ada di Tapanuli Raya, Sumatera
Utara, akibat keberadaan PT Toba Pulp Lestari (TPL)
Victor menyampaikan bahwa keberadaan perusahaan itu telah
membawa sejumlah dampak negatif bagi masyarakat di sekitarnya, di antaranya
terjadinya bencana tanah longsor dan banyaknya ikan yang mati akibat pestisida.
"Sejak berdirinya, sudah ada korban jiwa, tanah longsor.
Yang kedua, karena tutupan hutan itu berkurang drastis, maka berulang kali
terjadi bencana, tanah longsor dan sungai-sungai kecil sudah mati, dan juga
dengan pestisidanya TPL, ikan-ikan juga banyak yang mati," kata dia.
Sejalan dengan itu, Victor menyampaikan bahwa HKBP menyerukan
penutupan PT TPL karena keberadaannya lebih banyak memberikan dampak negatif
daripada dampak positif.
"Nah ini korban sosialnya, korban ekologinya sampai
sekarang itu. Itu makanya tiba pada kesimpulan bahwa kehadiran PT TPL itu jauh
lebih banyak dampak negatifnya ketimbang positifnya," ucap dia.
Editor: Bambang Sutopo Hadi
0 Komentar